Sebagian besar orang mungkin lebih mengenal tokoh sosial atau pahlawan yang gugur dalam medan perang. Padahal, tak sedikit pula tokoh sosial yang berjasa meningkatkan dan memajukan bidang kesehatan.
Siapa Saja 7 Tokoh Sosial Inspiratif dalam Bidang Kesehatan?
Nama tokoh sosial di bawah ini mungkin beberapa sudah tidak asing di telinga Anda. Bahkan beberapa nama tersebut sering kali disebutkan dalam sejarah Indonesia. Berikut beberapa tokoh sosial inspiratif dalam bidang kesehatan antara lain adalah:
Hasri Ainun Habibie
Nama Hasri Ainun Habibie tentunya tidak asing di telinga masyarakat Indonesia yang merupakan istri presiden ketiga Republik Indonesia yakni Bacharrudin Jusuf Habibie. Ainun Habibie adalah seorang dokter dan juga ketua PPMTI (Perkumpulan Penyantun Mata Tunanetra Indonesia). Selain itu, beliau juga pernah menjabat sebagai wakil ketua dewan pendiri yayasan IPTEK dan juga yayasan Orbit.
Peran inspiratif dari seorang Ainun Habibie dalam bidang kesehatan adalah mendirikan Bank Mata Indonesia. Bank mata ini ditujukan untuk membantu para tunanetra yang berasal dari kebanyakan keluarga menengah ke bawah.
Dari semua dedikasi yang diberikan kepada negara Indonesia, nama Hasri Ainun Habibie diabadikan sebagai nama sebuah rumah sakit yang berlokasi di daerah Limboto, Gorontalo. Selain itu, beberapa fasilitas kesehatan di Gorontalo juga masih menggunakan namanya.
Wahidin Soedirohusodo
Wahidin Soedirohusodo adalah sosok penting yang berperan penting dalam terbentuknya STOVIA (School tot Opleidinh van Inlandsche Artsen) Jakarta. Dalam organisasi STOVIA, gagasan yang disampaikan oleh beliau diterima dengan tangan terbuka. Melalui gagasan tersebut, beliau mendirikan organisasi untuk memajukan pendidikan di Indonesia yang diberi nama Budi Utomo pada tahun 1908.
Meskipun bergelar dokter, beliau sangat senang bergaul dengan rakyat biasa dan merasakan penderitaan tertindas dari penjajahan. Hal tersebutlah yang mendorong beliau untuk mencerdaskan rakyat Indonesia.
Sebagai seorang dokter, Wahidin Soedirohusodo kerap kali memberikan layanan kesehatan tanpa membebani biaya. Dua pokok penting yang menjadi perjuangan dari seorang Wahidin Soedirohusodo ini adalah memperluas pendidikan, pengajaran dan juga pemupukan kesadaran bangsa.
Ciptomangun Kusumo
Tak hanya sebagai tokoh penggerak kemerdekaan Republik Indonesia, Ciptomangun Kusumo merupakan lulusan STOVIA yaitu sekolah kedokteran di Batavia. Bekerja sama dengan Ki Hajar Dewantara dan juga Douwes Dekker dalam grup yang bernama Tiga Serangkai menghasilkan ide-ide kritis dan menyebarluaskan terhadap pemerintah Hindia Belanda.
Sebagai lulusan dokter, Ciptomangun Kusumo turut serta andil dalam memberantas wabah Pes di Malang pada tahun 1911. Dengan prestasi cemerlang yang dimilikinya, Beliau memperoleh penghargaan Willem klas 3 pemerintah Belanda. Sayangnya, beliau menolak penghargaan tersebut.
Atas jasa yang diberikan dalam memerdekakan negara Indonesia, hingga kini namanya diabadikan sebagai Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta mulai dari tahun 1964.
Lihat juga : Manfaat Nanoteknologi untuk Kesehatan Manusia
Prof Dr Sardjito
Rumah Sakit di Yogyakarta, tepatnya di dekat Universitas Gajah Mada (UGM) namanya diambil dari tokoh inspiratif dalam bidang kesehatan yaitu Prof Dr Sardjito. Dokter Sardjito sendiri termasuk rektor pertama UGM dan telah memberikan jasa yang sangat besar dalam bidang kesehatan di Indonesia.
Dokter Sardjito termasuk orang yang berada di balik berdirinya Palang Merah Indonesia (PMI) yang hingga kini tetap eksis dalam menyalurkan bantuan kesehatan, salah satunya sebagai sumber pendonor darah paling besar. Selain berjasa mendirikan PMI, dokter Sardjito juga menciptakan calcusol. Calcusol berperan penting dalam dunia kesehatan sebagai obat penghancur batu ginjal.
Gerrit A Siwabessy
Prof Dr Gerrit A Siwabessy masuk ke dalam tokoh sosial inspiratif dalam bidang kesehatan yang juga turut serta dalam melawan penjajahan Jepang dan Belanda. Gerrit A Siwabessy dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia karena menjabat sebagai menteri kesehatan Indonesia hingga 2 periode.
Gerrit A Siwabessy merupakan lulusan studi di bidang kesehatan yang berfokus pada bidang Radiologi dan Kedokteran Nuklir di London University, Inggris. Jasa dari seorang dokter lulusan luar negeri yang tidak pernah terlupakan adalah beliau berhasil membangun Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) di Indonesia.
Abdulrachman Saleh
Abdulrachman Saleh dikenal sebagai bapak Fisiologi Kedokteran Nasional yang merupakan tokoh Radio Republik Indonesia. Beliau bersekolah kedokteran di STOVIA. Sayangnya, sebelum beliau lulus, sekolah tersebut dibubarkan. Akhirnya melanjutkan pendidikan kedokterannya di Geneeskundige Hoge School (GHS).
Sebagai seorang dokter yang inspiratif, Abdulrachman Saleh berhasil mengembangkan ilmu Faal atau biologi di Indonesia. Dengan keberhasilannya tersebut, Abdulrachman Saleh diberi gelar sebagai Bapak Faal Indonesia pada 5 Desember 1958.
Selain aktif di bidang kedokteran, beliau juga aktif berpartisipasi dengan perkumpulan terbang sehingga beliau pun memperoleh izin terbang. Beliau juga seorang pemimpin dari perkumpulan Vereniging voor Oosterse Radio Omreop (VORO) yaitu perkumpulan dalam bidang radio.
Akmal Taher
Akmal Taher dikenal sebagai dokter bedah yang telah membuat berbagai karya dan memiliki kontribusi besar dalam bidang kedokteran Indonesia. Salah satu karya Akmal Taher dan populer di seluruh dunia adalah Inhibitor of Phosphodiesterase 4 yang telah memiliki hak paten di beberapa negara sepeti Jerman, Kanada, Amerika dan Jepang.
Akmal Taher termasuk aktif dalam mengikuti pelatihan. Salah satu pelatihan yang diikuti adalah pelatihan teknik baru mengenai operasi Epididimovasostomi Cornel Medika Center, New York, Amerika.
Dari prestasi cemerlang yang dimilikinya, Akmal Taher telah banyak memperoleh penghargaan. Penghargaan tersebut diantaranya adalah:
- Pemuda Terbaik di Bidang Kesehatan LIPI Indonesia tahun 1993
- Grosshardener Innovationpreis, Jerman pada tahun 1994
- All Star Award Galamedika pada tahun 1996
- Hasil terbaik pada “Riset Unggulan Terpadu” dari Menteri Riset dan Teknologi pada tahun 1997
- Pemenang terbaik kedua pada “Medika Award” dalam artikel ilmiah dalam majalah Medika pada tahun 2002
- Satyalancana Karya Satya 20 tahun pada tahun 2004
Selain ketujuh tokoh inspiratif dalam bidang kesehatan di atas, tokoh lokal Ade Saputra berasal dari kelurahan Kedung Waringin, Bogor. Berbekal dengan ilmu kesehatan yang dimilikinya, Ade Saputra mendedikasikan ilmu tersebut untuk membantu masyarakat sekitar.
Pada musim Covid 19, Ade bekerja sama dengan karang taruna setempat mengevakuasi masyarakat yang terkena wabah tersebut. Selain itu, beliau kerap kali memberi bantuan bagi masyarakat yang menjalani isolasi mandiri.
Dengan membangun komunikasi dan juga kerja sama dengan pihak Puskesmas Kedung Badak, Dinkes Kota, BPJS cabang kota Bogor dan Dinas Sosial kota Bogor, Ade banyak membantu masyarakat khususnya masyarakat kurang mampu untuk memperoleh fasilitas kesehatan. Melalui curahan waktu, tenaga, pikiran dan juga materinya, Ade Saputra dikenal sebagai tokoh inspiratif di Bogor dalam meningkatkan layanan kesehatan masyarakat.
Itulah peran inspiratif tokoh sosial dalam bidang kesehatan. Generasi muda masa kini diharapkan mampu meneruskan perjuangan tokoh sosial tersebut dalam meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia. Jika Anda mengalamati masalah kesehatan, segera konsultasi dan memeriksakan kesehatan Anda pada dokter.